UKHUWAH ISLAMIYAH (UI)
Ø
TUJUAN
i.
Peserta memahami makna dan hakekat UI
ii.
Peserta memahami perbedaan UI dan
Ukhuwah Jahiliyah
iii.
Peserta mengetahui hal-hal yang
menguatkan ukhuwah dan buah dari UI
iv.
Peserta termotivasi untuk mengamalkan
hal-hal yang menuju kepada UI dalam kehidupannya
Ø METODE
PENDEKATAN
§ Games
§ Ceramah
dan Diskusi
Ø RINCIAN
BAHASAN
Makna Ukhuwah Islamiyah
§ Menurut
Imam Hasan Al-Banna : Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu
sama lain dengan ikatan aqidah. Hakekat Ukhuwah Islamiyah :
1. Nikmat
ALLAH (3:103)
2. Perumpamaan
tali tasbih (43:67)
3. Merupakan
arahan Rabbani (8:63)
4. Merupakan
cermin kekuatan iman (49:10)
Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
§ Ukhuwah
Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan
syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah
bersifat temporer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan
aqidah. (misal; kesukuan, kebangsaan dan kepentingan pribadi)
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah
1) Memberitahukan
kecintaan pada yang kita cintai
2) Memohon
dido’akan bila berpisah
3) Menunjukkan
kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
4) Berjabat
tangan bila berjumpa (kecuali non-mahram)
5) Mengucapkan
selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
6) Memberikan
hadiah pada waktu-waktu tertentu
7) Sering
bersilaturahim (mengunjungi saudara)
8) Memperhatikan
saudaranya dan membantu keperluannya
9) Memenuhi
hak ukhuwah saudaranya
Buah Ukhuwah Islamiyah
a. Merasakan
lezatnya iman
b. Mendapatkan
perlindungan ALLAH di hari kiamat nanti (termasuk dalam golongan 7 orang yang
dilindungi)
c. Mendapatkan
tempat khusu di syurga (15:45-48)
Sabda Rasulullah s.a.w: “Tiga perkara yang dapat mengeratkan persaudaraan dengan saudaramu yaitu memberi salam apabila bertemu dengannya dan menyediakan tempat duduknya dalam
sesuatu majlis serta panggilah ia dengan nama yang paling disenanginya.” [Riwayat Al-
Tabrani]
Sabda Rasulullah saw :
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, janganlah ia mendholimi saudaranya, dan jangan pula menyerahkannya pada musuh, dan selama ia memperhatikan kebutuhan saudaranya maka Allah swt memperhatikan kebutuhannya” (Shahih Bukhari)
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, janganlah ia mendholimi saudaranya, dan jangan pula menyerahkannya pada musuh, dan selama ia memperhatikan kebutuhan saudaranya maka Allah swt memperhatikan kebutuhannya” (Shahih Bukhari)
REFRENSI
:
o
Bercinta
dan bersaudara karena ALLAH, Ust Husni Adham Jarror, GIP
o
Meraih
Nikmatnya Iman, Abdullah Nasih ‘Ulwan
o
Rahasia
Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan ALLAH, Asadudin Press
o
Pandyan
Aktivis Harokah, Al-Ummah
Sumber:
Buku Mentoring remaja Tim Kaderisasi LPR Kriya Mandiri Surakarta
No comments:
Post a Comment